Saya baru “ngeh”. Ternyata mereka yang mengais rejeki dengan memperjualbelikan aset berharga itu lebih suka dirinya disebut investor.
Kenapa? Entahlah.
Saya sendiri baru mulai ngeh karena beberapa orang nampak agak jengah saat saya menolak disebut investor. “Kagak Bos, saya trader bukan investor”, itu kalimat standar yang biasa saya katakan saat orang menyebut saya investor.
Apakah Kasta Trader Itu Di Bawah Investor?
Sepertinya sebagian memilih menyebut orang lain yang diketahuinya bergerak dalam perdagangan aset berharga dengan sebutan “investor” dengan alasan sopan satun. See! Orang merasa lebih sopan menyebut orang lain investor daripada trader.
Coba saja perhatikan komunikasi resmi dari perusahaan sekuritas. Saya pakai BNI Sekuritas, tapi saya rasa yang lain juga bakal sama sih. Saat membuka pembicaraan lewat email misalnya, atau dalam forum seminar online misalnya, mereka biasanya mengatakan “Para investor yang terhormat …”
Nggak pernah tuh perasaan dibilang “Para trader yang terhormat …” Ato setidaknya disebut dua-duanya lah “Para investor dan trader yang terhormat …”
Nah dua fakta ini. (1) Orang lebih suka disebut investor daripada trader. (2) Orang lebih suka menyebut orang lain investor daripada trader. Apakah artinya memang investor itu “kasta”-nya lebih tinggi dari trader?
Tapi ya untungnya saya orang yang penyabar. Jadi ya nggak disbut nggak apa-apalah. Nggak kemudian misuh-misuh berfikir “Wah mentang-mentang saya cuma trader nggak disebut-sebut dianggap nggak ada”. Nggak disebut ya nggak apa-apa selama akun saya nggak diblokir. Hehehe.
Positif thinking lah, mungkin dianggap sama.
Perbedaan Investor v.s. Trader
Meskipun ada banyak persamaan antara investor, perbedaannya juga sangat jelas dan nyata sehingga tidak bisa dinafikkan begitu saja. Perbedaan antara investor dan trader itu jauh lebih nyata daripada perbedaan antara Canon dan Nikon. Hehehe.
Apa sih bedanya?
Bedanya ada di nilai.
Investor mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga karena nilai aset yang dibelinya naik. Konsekuensi dari kenaikan nilai ini adalah waktu. Itu yang membuat investor cenderung menahan asetnya dalam jangka yang lebih lama atau bahkan sangat lama, bisa bertahun-tahun. Istilah yang lagi ngetrennya nge-HOLD. Sekarang ada yang lebih ngetren lagi di kalangan pemain mata uang kripto, HODL.
Trader mencari keuntungan dari fluktuasi harga yang diakibatkan oleh perilaku pasar. Banyak yang jual, harga otomatis turun, dia beli. Banyak yang beli, harga otomatis naik, dia jual. Beli pas harga turun, jual pas harga naik, selisihnya itulah untungnya.
Trader cenderung bermain dengan jangka pendek. Jangankan bertahun-tahun. Bulan bahkan minggu-pun sering kali tidak. Hari, jam, bahkan menit.
Mengapa Saya Pilih Trading?
Alasannya hanya satu, duit terbatas. Saya nggak bisa membiarkan duit terikat berlama-lama di aset. Saya beli pagi, jual sore, untungnya buat makan besok. Hehehe.