Beberapa kejadian luar biasa yang terjadi pada gelaran MotoGP di Sirkuit Brno akhir minggu lalu membuat banyak hal kecil yang sebetulnya tidak kalah menarik begitu saja terlewatkan. Salah satunya adalah tersingkirnya pembalap KTM, Pol Espargaro, dari lintasan karena terjatuh setelah bersenggolan dengan pembalap tim satelit Ducati, Johann Zarco. Padahal motor yang ditunggangi Espargaro nampak sangat kompetitif, sama kompetitifnya dengan motor yang ditunggangi rekan setimnya Brad Binder yang memenangkan balapan.

Kalau saja Espargaro tidak jatuh, bukan tidak mungkin kita melihat 2 motor KTM di atas podium.

Jika motor Espargaro berakhir di gravel, Zarco berhasil mempertahankan laju motornya, tetap berada di lintasan, dan mengakhiri balapan di posisi ketiga. Tapi Zarco tidak melenggang mudah menuju podium. Race Director menjatuhkan hukuman long lap penalty karena Zarco dianggap menjadi penyebab terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan Espargaro mencium aspal. Hukuman ini membuat pembalap yang terkena kehilangan banyak waktu.

Untung bagi Zarco, bahkan setelah kehilangan cukup banyak waktu akibat hukuman itu, dia masih dapat mengejar posisi podium. Tetapi banyak fihak, tentunya terutama para pemimpin tim tempatnya bernaung, meyakini bahwa Zarco bisa mendapat hasil yang jauh lebih baik seandainya tidak harus menjalani hukuman. Setidaknya dengan motor Ducati yang dikendarainya Zarco diyakini bisa merebut posisi kedua dari tangan pembalap Yamaha, Franco Morbidelli.

Tidak heran kalau mereka melontarkan protes keras atas hukuman yang diterima pembalapnya itu. Bukan hanya menyuarakan keyakinan bahwa pembalapnya seharusnya tidak dijatuhi hukuman, mereka bahkan menganggap bahwa Espargaro-lah yang menjadi penyebab kedua pembalap bersenggolan. Terlepas dari kenyataan bahwa Espargaro jatuh sementara Zarco bisa lanjut, kalau ada pembalap yang harus dijatuhi hukuman, Espargaro-lah yang harus dihukum.

Berita protes tim Reale Avintia Racing yang didukung para petinggi pabrikan Ducati yang memasok motor pada tim tersebut membuat saya penasaran dan akhirnya memutar lagi rekaman video balapan, khususnya pada bagian dimana Zarco dan Espargaro bersenggolan.

Setelah bolak-balik melihat kembali rekaman insiden itu, saya yakin sependapat dengan Ducati, salah satunya disuarakan oleh Casey Stoner, mantan pembalap Ducati yang sampai sekarang tetap menjadi bagian dari tim itu. Zarco tidak salah. Kalau mau bicara kesalahan, apalagi sampai menjatuhkan hukuman, justru Espargaro yang lebih pantas mendapatkan hukuman.

Memang kalaupun dijatuhi hukuman, tidak akan berpengaruh apa-apa bagi Espargaro karena dia memang tidak bisa melanjutkan balapan. Tapi tidak juga berarti karena yang lebih pantas dijatuhi hukuman tidak bisa menjalani hukumannya kemudian jadi orang lain yang dijatuhi hukuman dong. Lagian kalau memang dijatuhi hukuman dan tidak bisa dijalani pada putaran balapan yang sedang berlangsung, bisa di carry over ke seri balapan berikutnya.

Kenapa saya berfikir Zarco nggak salah? Jelas sekali di rekaman video kalau Zarco tidak berpindah racing line. Awalnya kedua pembalap ini beriringan di racing line yang sama. Espargaro di depan, Zarco membuntuti tepat di belakangnya. Di tikungan, Espargaro melebar. Artinya dia berpindah racing line. Meninggalkan racing line-nya semula terbuka. Karena melebar, pastinya kecepatan Espargaro turun. Sementara karena tetap di racing line semula, kecepatan Zarco pasti lebih konstan. Jadi kalaupun tidak dengan sengaja menambah kecepatan untuk menyalip, saat Espargaro melebar kecapatan Zarco pasti lebih tinggi. Sangat masuk akal kalau saat Espargaro melebar neninggalkan racing line-nya terbuka dan melambat supaya bisa mempertahankan keseimbangannya, Zarco dengan kecepatannya yang konstan langsung mengisi kekosongan itu.

Kenapa saya berfikir Espargaro salah? Espargaro membuat dua kesalahan beruntun. Pertama dia melebar di tikungan. Okelah, melebar mungkin bukan kesalahan. Melebar itu akibat dari kesalahan, masuk tikungan dengan kecepatan terlalu tinggi. Melebar itu terpaksa untuk menyelamatkan diri, daripada melintir. Tidak ada yang dirugikan juga, selain dirinya sendiri. Malah kalau dalam posisi dikuntit, lawan yang di belakang mendapat keuntungan, kesempatan merangsek ke depan.

Jelas Espargaro sadar kalau kesalahan pertama membuat dia kehilangan posisinya, tersalip Zarco yang nempel di belakang saat memasuki tikungan. Dia berusaha menututup potensi kerugian akibat kesalahan pertama dengan membuat kesalahan kedua, berusaha masuk ke racing line semula yang sudah terisi Zarco. Dalam posisi ini Espargaro-lah yang memotong racing line Zarco. Ketika dia melebar dan keluar dari racing line awal, racing line itu susah bukan miliknya lagi. Kalo dia mau pakai dia mesti liat-liat dulu apa ada yang lain yang pakai. Dalam kasus ini, racing line yang ditinggalkan Espargaro saat dia melebar sudah diisi Zarco. Saat Eapargaro ngotot langsung balik ke racing line sebelumnya, jelas dia memotong racing line Zarco. Nyatanya dia memaksa memotong racing line pembalap lain sampai bersenggolan. Ooops. Salah kalau disebut bersenggolan. Lebih tepatnya menyenggol pemilik racing line.

Bahwa akibat dari manuver Espargaro yang membuatnya menyenggol Zarco itu justru dia sendiri yang jatuh, nggak bisa dong kemudian jadi Zarco yang disalahkan dan dijatuhi hukuman.

Apakah Zarco mendapat keuntungan dari kesalahan Espargaro? Jelas. Kalau saja Espargaro lebih tenang, membiarkan Zarco lewat, bertukar posisi sementara menguntit Zarco, dengan ketangguhan KTM kemarin bisa jadi dia akan bisa menyalip Zarco lagi, menempatkan dirinya di podium yang akhirnya malah didapat Zarco. Tapi ya memang begitulah balapan. Keuntungan yang didapat Zarco dari kesalahan Espargaro itu keberuntungan, tidak seharusnya direnggut dengan hukuman.