Saya penggemar kopi. Sebagai penggemar kopi, saya ngopi hanya untuk satu tujuan, kenikmatan. Apakah kopi menghilangkan kantuk? Mungkin saja. Ada banyak penjelasan ilmiah yang mendukungnya. Tapi saya sendiri rasanya tidak pernah ngopi karena ngantuk, untuk menghilangkan kantuk. Meskipun memang saya sendiri merasakan kalau saat diserang kantuk, ngopi membuat saya jadi nggak ngantuk. Setelah kopinya habis ya ngantuk lagi.

Kalau kopi bikin badan bugar dan pikiran segar, saya kira ada benarnya. Kalau saya pagi nggak sempet ngopi dan langsung beraktivitas, biasanya seharian saya merasa badan agak lemes dan mikir nggak mood. Teorinya konon kandungan kafein dalam kopi menciptakan efek seperti itu. Tapi saya melihat sisi lain juga. Sisi rekreatif. Pagi hari itu saat mood kita terbentuk. Bentuk itu akan bertahan seharian. Jadi kalau mood yang terbentuk di pagi hari itu asik seharian kita akan merasa asik-asik aja. Kenikmatan secangkir kopi membantu membentuk mood yang asik.

Saya lebih suka kopi yang single origin, kopi yang dalam satu penyajian terdiri dari satu varietas saja. Misalnya saja kopi jenis arabika varietas yellow caturra yang dipanen dari perkebunan di lereng Gunung Papandayan. Asal tahu saja, kebanyakan kopi yang beredar di pasaran itu merupakan kopi blend alias campuran. Baik campuran antara arabika dan robusta, maupun campuran antar varietas. Ada banyak alasan kenapa mereka mencampur kopi. Paling sering dikemukan adalah supaya campuran yang dihasilkan menggabungkan kelebihan-kelebihan dan menetralkan kekurangan-kekurangan dari dari kopi yang dicampurkan. Kedua soal harga. Arabika biasanya lebih mahal dari robusta, tapi kebanyakan orang lebih menyukai arabika. Jadi kalau dicampur, rasa arabikanya masih dapet, tapi harganya agak mendekati robusta, lebih murah.

Sebetulnya ada alasan lain yang lebih elegan dari praktek mencampur kopi ini. Pertama karakter. Tiga karakter utama kopi yang biasanya dijadikan tolok ukur adalah body, acidity, dan aroma. Masing-masing kopi punya besaran karakter beda-beda, misalnya kopi yang acidity-nya tinggi biasanya dicampur dengan yang acidity-nya rendah, supaya disapat kopi yang tingkat aciditynya sedang. Kedua soal rasa. Penggemar kopi berpengalaman biasanya dapat merasakan unsur-unsur yang samar-samar tersembunyi dalam rasa kopi. Misalnya rasa buah tertentu. Ini juga menjadi alasan orang mencanpur kopi.

Ngelantur, jadi prinsipnya saya suka kopi single origin. Saya nggak suka kopi blend.

Kalau bicara kopi single origin, Indonesia ini punya banyak daerah penghasil kopi. Beberapa yang cukup beken dan enak misalnya kopi Gayo, Mandheling, dan Lampung dari Sumatera. Di Jawa diantaranya ada kopi dari Papandayan, Ciwidey, dan Gunung Raung. Di Bali ada kopi Kintamani, Pupuan, dan Banyuatis. Daerah-daerah lain masih banyak lagi, seperti kopi Toraja dari Sulawesi atau kopi Wamena dari Papua.

Itu di Indonesia. Yang diimpor dari negara lain juga banyak. Brazil dan Kolombia merupakan salah satu asal kopi yang juga terkenal enak.

Sudah banyak kopi dari berbagai daerah yang saya cicipi. Ada yang enak, ada yang enak banget. Pastinya ini bukan soal baik buruk, lebih ke soal selera. Mungkin lebih tepatnya ada beberapa yang lebih saya sukai dari yang lain. Yang masuk kategori saya sukai, banyak yang saya simpen untuk diseduh dan dinikmati sekali-sekali.

Tapi ada satu kopi wajib. Selalu ada. Setidaknya setiap hari di pagi hari saya minum kopo yang ini. Siang, sore, malam, baru kopi yang lain. Mungkin bukan pagi hari ya, abis bangun lah. Karena saya biasanya memang bangun menjelang siang. Kopi apakah itu?

Beberapa tahun tinggal Paris, tepatnya Parijs van Java, saya bertemu dengan kopi ini. Saya kira semua orang Bandung tahu. Orang yang tidak tinggal di Bandungpun kalau sering atau pernah ke Bandung mungkin tahu juga. Di bilangan kota tua Bandung tepatnya di Jalan Banceuy, ada toko berbentuk bangunan tua jaman Belanda yang selalu padat dengan antrian pembeli, dialah toko Kopi Aroma. Seolah terwakili oleh bangunannya, konon usaha kopi ini memang sudah ada dari jaman Belanda, sekarang dikelola oleh keturunan dari pendirinya.

Apa yang membuat Kopi Aroma demikian istimewa sehingga orang rela antre untuk mendapatkannya? Mungkin masing-masing orang punya alasan sendiri. Tapi bagi saya yang membuat Kopi Aroma istimewa adalah rasanya yang sangat lembut. Asamnya sangat tipis, bodynya cukup tebal, dan aromanya oke banget.

Konon rasa yang luar biasa itu dihasilkan dari proses produksi yang dijaga dengan sangat ketat dari sejak perawatan tanaman kopinya. Biji kopinya didapat dari kebun yang diawasi langsung. Setelah dipanen biji kopi dipilih dengan sangat hati-hati, hanya biji yang bagus yang diambil. setelah proses awal, biji kopi disimpan dalam tempat khusus selama 8 tahun sebelum kemudian disangray dan siap dijual. Proses roastingnya yang dikerjakan dengan menggunakan mesin antik itu juga pastinya tidak asal-asalan.