Pagi ini diberitakan kalau perjalanan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum sedikit terhambat akibat ban mobil dinas yang ditumpanginya pecah. Sialnya saat sejurus kemudian Wagub Uu dan ajudannya turut memeriksa kondisi, diketahui kalau ban cadangan pada mobil itu juga tidak bisa digunakan karena kempas akibat tertusuk baut.

Buat saya kejadian ini konyol dan absurd luar biasa. Jangankan mobil yang ditumpangi orang sekelas Wakil Gubernur. Mobil yang sehari-hari digunakan oleh kita-kita rakyat biasa saja sudah hampir tidak pernah lagi ada kejadian pecah. Jangankan pecah, kempespun tidak sampai mendadak tekanan anginnya habis, karena ban sekarang rata-rata sudah menggunakan teknologi tubeless. Kalaupun bocor, angin keluar sedikit sekali sehingga penurunan tekanan angin yang sangat lambat memberi kita waktu cukup untuk meneruskan perjalanan sampai ada kesempatan memperbaikinya.

Kalau kempes saja jarang, pecah ban itu rasanya jadul banget. Mengingatkan pada mobil-mobil angkutan jaman dulu yang banyak menggunakan ban hasil rekondisi dengan cara vulkanisir yang memang rawan pecah.

Pastinya dengan jabatannya, Wagub Uu tidak mungkin melakukan perjalanan dalam rangka dinas sendirian. Disebut dalam lanjutan berita itu, Wagub Uu pindah menumpang mobil lain yang menjadi bagian dari iring-iringan rombongannya untuk melanjutkan perjalanan.

Namanya juga pejabat tinggi lah. Beda sama kita-kita yang kalau sampai ban ambrol lalu ternyata ban cadangan tidak bisa digunakan, urusan jadi ribet banget.

Tapi ada beberapa hal yang justru menarik perhatian saya dari berita mengenai kejadian itu.

Pertama adalah buruknya kinerja staf yang bertugas memelihara kendaraan yang digunakan Wagub Uu serta para protokol yang menyiapkan perjalanannya. Ini membuat pikiran melayang kemana-mana lho.

Kalau mereka yang bekerja di lingkungan Wagub Uu seperti itu kinerjanya, bagaimana dengan tim yang bekerja di sekeliling Gubernur Ridwan Kamil?

Kalau mereka yang bekerja begitu dekat dengan sosok pejabat tertinggi kedua saja begitu kinerjanya, bagaimana dengan mereka yang bekerja jauh dari pimpinan?

Pecah ban itu sesuatu yang sangat berbahaya. Kalau terjadi dalam kondisi berbeda bisa saja menyebabkan kecelakaan yang sangat fatal. Tidak terfikirkah itu oleh mereka?

Kalau kondisi ban cadangan saja luput dari perhatian mereka, bagaimana kalau ada hal yang lebih buruk, misalnya saja ada yang berniat mencelakakan si pejabat dengan merusak kendaraannya? Katakanlah membuat remnya blong misalnya.

Lebih jauh lagi. Bagaimana kinerja personel Pemda Jabar ini dalam melayani masyarakat, kalau untuk melayani atasan yang setiap saat bisa menjatuhkan sanksi saja mereka ngasal?

Kalau mau iseng diterusin bisa terus bertambah panjang lho daftar ini.

Kedua kesederhanaan Wagub Uu ini memang sudah sangat melegenda. Ya setidaknya tanda-tanda kesederhanaan beliau sudah banyak lah muncul di pemberitaan. Soal kendaraan, baru-baru ini juga sempat muncul berita kalau beliau melakukan perjalanan dengan menggunakan Kijang Doyok, generasi awal “mobil sejuta umat” lansiran Toyota yang jadul dan murah meriah.

Mobil yang ditumpangi Wagub Uu saat insiden pecah ban ini terjadi memang bukan Kjang Doyok. Tapi untuk seorang Wakil Gubernur di propinsi sebesar Jawa Barat, Toyota Camry itu bisa dibilang sangat sederhana. Apalagi kalau melihat bentuk lampu belakang yang kebetulan nampak pada foto yang menyertai berita itu, Toyota Camry yang ditumpangi Wagub Uu itu juga sudah agak lama.

Jangankan Gubernur, Bupati saja banyak yang diberitakan menggunakan mobil-mobil yang jauh lebih mewah, sebut saja Toyota Land-Cruiser atau Jeep Rubicon misalnya. Di Bali yang sering saya lihat, Wakil Bupati pada kabupaten yang dikenal sebagai wilayah termiskin di Bali saja mobil dinasnya Toyota Alphard terbaru.

Pemimpin sederhana itu sangat baik. Tapi jangan sampai mengabaikan faktor keselamatan, keamanan, dan kelancaran beraktivitas. Jangan lupa memperhatikan faktor kenyamanan juga. Tanggung jawab pejabat-pejabat tinggi itu sangat besar. Jangan sampai terganggu karena kelelahan akibat melakukan perjalanan dengan kendaraan yang kurang nyaman.

Yang terakhir, disebut juga kalau Wagub Uu tidak nampak marah akibat kejadian itu. Wajar saja sebetulnya. Melihat latar belakangnya, mereka yang berlatar belakang sama dengan beliau memang cenderung memiliki karakter seperti itu, tenang dan sabar. Tapi bagaimanapun mereka yang bertanggung jawab atas insiden itu tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Biar nggak tuman!