Seprtinya Suzuki sudah benar-benar keluar dari kutukan tim pabrikan lapis kedua yang biasanya hanya sanggup bersaing dengan tim-tim satelit. Dari seri ke seri musim ini pembalap-pembalap Suzuki nampak sanggup bersaing untuk memprebutkan podium.
Dua minggu lalu Joan Mir sukses merebut podium ketiga dari tangan Valentino Rossi dan menggagalkan para pembalap Italia untuk mengukir kebanggaan dengan menciptakan “all Italian podium” di kandang mereka sendiri. Sirkuit Misano tempat seri MotoGP sebelumnya digelar memang berada di Italia. Pada seri MotoGP terbaru Emilia Romagna yang juga digelar di Sirkuit Misano, Mir kembali sukses menyalip pembalap-pembalap di depannya pada lap-lap terakhir untuk mengakhiri balapan di atas podium.
Bedanya kali ini Mir menyalip dua pembalap sekaligus. Bedanya manuvernya kali ini menempatkannya di posisi kedua, lebih baik satu tingkat dari dua minggu lalu. Bedanya kali ini korbannya Fabio Quartararo dan Pol Espargaro, bukan Rossi lagi.
Bedanya kalau seri lalu Mir menggagalkan “all Italian podium” di kandang mereka sendiri, kali ini Mir justru membuat “all Spanish podium” di kandang lawan. Berdiri bersama Mir yang berkebangsaan Spanyol di atas podium adalah Maverick Vinales yang membalap untuk tim Monster Energy Yamaha di posisi pertama dan Pol Espargaro dari tim Red Bull KTM di posisi ketiga, seperti Mir, keduanya juga berkebangsaan Spanyol.
Gelaran seri MotoGP Emilia Romagna ini tidak kalah penuh drama dibandingkan seri lalu yang digelar di sirkuit yang sama.
Drama yang paling mengharubiru terjadi hanya beberapa saat setelah start. Di depan publiknya sendiri Valentino Rossi jatuh sàat balapan masih menyiskan 26 lap. Meskipun masih bisa melanjutkan balapan, posisinya langsung melorot ke posisi ke-17. Sayangya pada lap ke-17 kemudian Rossi memilih untuk membawa motornya masuk pit dan mengakhiri balapan lebih awal. Brad Binder yang kemenangan perdananya menjadi momentum kebangkitan KTM juga jatuh hanya beberapa saat setelah Rossi.
Hanya beberapa lap selepas start, Vinales yang menempati pole position dan langsung memimpin balapan sejak start gagal mempertahankan posisinya. Vinales disalip pembalap Pramac Racing. Bukan Jack Miller yang start dari posisi kedua persis di samping Vinales, tapi Francesco Bagnaia yang sukses melesat dari baris kedua. Gagal merebut kembali posisi terdepan dari tangan Bagnaia, Vinales hanya bisa menguntit dibelakangnya. Mungkin bagi publik Italia dan para fans Rossi, kencangnya Bagnaia di jalur kemenangan menjadi pengobat kekecewaan. Bagnaia berkebangsaan Italia. Selain itu dia juga jebolan sekolah balap milik Rossi.
Ternyata malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Seolah meruntuhkan asa publik Italia, setelah cukup lama memimpin, saat balapan hanya menyisakan beberapa lap sebelum finish, Bagnaia tergelincir, jatuh, dan tidak bisa melanjutkan balapan. Vinaleslah yang beruntung. Dia yang nampak kesulitan bahkan untuk sekedar mencoba merebut kembali posisi terdepan dari Bagnaia tiba-tiba kembali menjadi pembalap terdepan.
Di belakang Vinales yang nampak nyaman melaju tanpa gangguan terjadi pertempuran sengit antara Espargaro dengan KTM-nya dan Quartararo dengan Yamaha-nya. Sementara saat mereka berdua beradu cepat, Mir dengan Suzukinya perlahan tapi pasti terus mendekat, sampai pada satu titik Mir berhasil menyalip keduanya sekaligus. Meskipun Mir berada di depan dia tetap terlibat dengan pertempuran melawan kejaran kedua pembalap yang disalipnya itu.
Seperti Mir yang pada akhir seri lalu menyalip Rossi untuk merebut posisi ketiga, Quartararo berhasil menyalip Espargaro pada lap terakhir untuk merebut posisi ketiga. Sayangnya akumulasi pelanggaran yang hukumannya diabaikan Quartararo membuatnya dijatuhi hukuman berupa pebambahan waktu selama 3 detik terhadap hasil akhir yangbdicatatkannya. Alhasil meskipun melintas garis finish ketiga, Quartararo harus menyerahkan podium pada Espargaro.
Alex Marquez
Hal lain yang perlu juga mendapat perhatian pada gelaran MotoGP kali ini adalah peningkatan signifikan pada hasil yang ditorehkan pembalap baru tim Honda, Alex Marquez.
Jika selama ini kita selalu melihatnya start dari posisi mendekati baris terakhir dan finiah pada posiai yang tidak jauh berbeda, kali ini Marquez memulai balapan dari belakang seperti biasanya, posisi ke-17 tetapi saat balapan berakhir dia berada di posisi ke-7.
Padahal dari sekian seri yang sudah berjalan, bukan hanya penonton yang dibuat putus asa dengan catatan prestasinya yang tak kunjung membaik. Bahkan tim Honda sendiripun sudah memutuskan untuk menggantinya dengan Espargaro yang saat ini membalap untuk tim utama KTM.
Senjakala Sang Maestro
Rossi bukan Marquez, Yamaha yang ditungganginya bukan Honda besutan Marquez. Kalau mendengar Marquez mengalami kecelakaan saat balapan terasa biasa, tidak demikian dengan Rossi. Kombinasi gaya balap dan pengalaman Rossi serta kejinakkan Yamaha membuat Rossi jarang mengalami kecelakaan dilintasan apalagi jatuh sendirian.
Tapi kali ini berbeda. Rossi jatuh saat balapan belum genap menyelesaikan dua putaran. Dalam sebuah wawancara Rossi juga mengakui kalau kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahaannya sendiri. Kalau melihat Rossi jatuh saja sudah aneh, apalagi melihatnya membuat kesalahan yang menyebakan dia jatuh. Padahal balapan yang sama dimenangkan oleh Vinales yang merupkan rekan setimnya, yang artinya membesut motor yang sama.
Lalu kenapa catatan prestasi Vinales bisa jauh lebih baik? Atau mungkin terbalik, kenapa catatan prestasi Rossi lebih buruk dari Vinales padahal keduanya menghuni paddock yang sama?
Faktor “U” yang sudah tidak bisa dihindari lagi kah?