Nggak seru rasanya seri MotoGP yang digelar akhir pekan lalu di Austria. Soalnya nggak sempet nonton live. Kebetulan lagi nyetir dan situasinya nggak memungkinkan untuk berenti dulu. Jadinya baru nonton rekamannya sekitar jam 10an, sejaman lebih setelah bubaran. Alamak bubaran kayak dangdutan kampung aja. Jadi sebelum nonton udah tau siapa yang menang, bahkan udah liat cuplikan bagaimana Rossi selamat dari kecelakaan hebat yang mungkin saja bisa merenggut nyawanya. Tau dong rasanya nonton sesuatu yang udah ketauan duluan endingnya?

Trus kenapa masih nonton?

Nah ini. Ternyata melihat detail detik per detik dari start sampai finish tetap menarik. Bahwa keseruannya terasa berkurang karena udah tau endingnya memang iya. Tapi tetap sangat lumayan daripada melewatkannya sama sekali.

Seperti biasa, ada beberapa hal yang menarik dari gelaran seri MotoGP Austria ini.

Pertama, pastinya yang paling heboh, kecelakaan yang melibatkan pembalap tim Petronas SRT Franco Morbidelli yang menunggangi motor Yamaha dan pembalap tim Reale Avintia Racing Johann Zarco dengan motor Ducati. Sepertinya meskipun sangat dahsyat momen kecelakaannya sendiri mudah terlupakan. Pun kondisi kedua pembalap pasca kecelakaan itu. Saya nggak penasaran, netizen hampir nggak ada yang bahas, portal-portal beritapun luput memberitakan.

Semua mata terfokus pada sosok Valentino Rossi, pembalap gaek yang kebetulan sedang memacu motornya dibelakang kedua pembalap yang terlibat kecelakaan. Hebatnya kecelakaan membuat bukan hanya pecahan-pecahaan motor tapi motornya sendiri terbang ke arah lintasaan balap tepat saat Rossi melintas. Bukan cuma satu motor yang terbang, tapi kedua motor yang terlibat kecelakaan. Berhadapan dengan hambatan mendadak dalam kecepatan setinggi itu pastinya tidak ada banyak kesempatan bagi Rossi untuk menghindar. Rossi bukan menyelamatkan diri tapi diselamatkan malaikat. Hanya keberuntungan yang membuatnya selamat.

Ingat saat pembalap F1 Felippe Massa terpaksa diangkut dari sirkuit dalam kondisi tak sadarkan diri dan perlu berbulan-bulan untuk pulih saat debris alias serpihan kendaraan yang melayang akibat kecelakaan menghantam kaca helm yang dipakainya? Padahal itu cuma serpihan dan dalam gelaran F1 pembalap mengemudikan mobil. Yang melayang ke arah Rossi bukan sekedar serpihan, sak motor-motornya. Dan Rossi tidak duduk di dalam mobil tapi di atas motor. Bisa dibayangkan kalau selisih waktu sepersekian detik saja bisa merenggut nyawanya.

Tapi Morbidelli dan Zarco sepertinya nggak perlu baper juga kalau orang lebih menyorot Rossi daripada mereka, meskipun mereka yang tersungkur di gravel. Nyatanya orang juga nggak banyak yang memperhatikan kalau tepat di depan Rossi juga melintas rekan setimnya, Maverick Vinales, yang posisi dan kondisinya jelas 11-12 dengan Rossi.

Yang kedua, kekuatan KTM memang nyata, bukan kebetulan semata. Sepertinya KTM benar-benar bangkit menjadi kekuatan baru yang sepadan – kalau bukan lebih kuat – dengan tim-tim papan atas yang biasa menjadi langganan podium dan gelar juara dunia. Meskipun tidak start dari baris terdepan, pembalap KTM Pol Espargaro bukan hanya bisa mengasapi pembalap-pembalap di depannya tapi sanggup merangsek ke depan dan memimpin balapan meskipun kemudian performanya menurun setelah balapan dihentikan sementara akibat kecelakaan Morbidelli dan Zarco dan akhirnya tersingkir akibat kecelakaan.

Pembalap KTM lain yang menjuarai seri lalu, Brad Binder, mengawali balapan dari posisi yang lebih buruk lagi, posisi 17. Hasil kualifikasi Binder sempat meunculkan pendapat-pendapat miring yang meragukan ketangguhan KTM. Tapi ternyata Binder sukses membawa motornya melewati sekian banyak pembalap untuk finish di posisi ke-4. Lebih baik dari pembalap utama Yamaha, Rossi, yang memulai balapan dari posisi 12, jauh di depan Binder, tapi hanya finish ke-5, persis di belakang Binder.

Yang terakhir mengenai Ducati. Torehan hasil pembalap-pembalap dengan motor Ducati tahun ini sampai seri lalu yang digelar di Republik Ceko memang belum cukup meyakinkan. Nampak cukup kompetitif tapi belum sanggup mengungguli pembalap-pembalap Yamaha. Malah di Ceko justru pembalap KTM menyodok memenangi balapan.

Tidak mengherankan kalau muncul keraguan apakah Ducati bisa menjaga gelar informal sebagai “penguasa Austria” karena meskipun sudah lama Ducati puasa gelar Juara Dunia MotoGP, bertahun-tahun berturut-turut pembalap-pembalap Ducati selalu memenangi seri yang digelar di sirkuit ini. Apalagi saat start Ducati hanya menempatkan satu pembalap di baris terdepan. Jack Miller, Pembalap tim Pramac Ducati, start dari posisi kedua, diapit Vinales di posisi pertama dan dan Fabio Quartararo di posisi ketiga, keduanya penunggang motor Yamaha.

Keraguan terjawab. Ducati kembali memenangi seri MotoGP Austria. Sementara disisi lain, Yamaha terpuruk. Saat finish Ducati memang membali keadaan, menempatkan dua pembalapnya di podium. Tapi itupun bukan lagi dengan Yamaha, tapi dengan Suzuki. Pencapaian terbaik pembalap Yamaha saat gelaran MotoGP Austria berakhir adalah posisi ke-5 yang diraih Rossi.

Soal balik membalik, juga terjadi diantara para pembalap Ducati sendiri. Pada saat start, Ducati menemparkan pembalap tim Pramac Ducati, Jack Miller di posisi 2. Sementara Andrea Dovizioso yang membalap untuk tim pabrikan Ducati memulai balapan dari posisi 4 di baris kedua. Saat balapan berakhir, Dovizioso berdiri di podium teratas, sementara Miller di posisi ketiga.

Raihan Dovizioso ini mungkin nampak biasa-biasa saja. Gagal meraih hasil maksimal di seri-seri sebelumnya, capaian Dovizioso juga nggak jeblok-jeblok amat. Lagian podium tertinggi juga bukan hal yang langka buat seorang Dovizioso yang selama 3 tahun berturut-turut menjadi runner-up juara dunia.

Tapi baru hari Sabtu kemarin diumumkan bahwa Dovizioso akan mengakhiri kebersamaannya dengan tim utama Ducati di penghujung musim ini. Mungkin kata “dipecat” tidak benar-benar tepat. Konon Dovizioso menginginkan bayaran lebih tinggi dan Ducati menolaknya. Artinya kalau dia mau menerima angka yang disiapkan Ducati, dia masih akan berada tim itu musim depan. Apakah keberhasilannya menjuarai seri MotoGP Austria hanya sehari setelah “keputusan PHK” ini merupakan dua hal yang saling berhubungan?