Saya sering kali mendapat pertanyaan berkaitan dengan aspek teknis website yang SEO-friendly dari mereka yang bersiap-siap untuk membuat website baru atau mendesign ulang website lama dan mengharapkan kinerja SEO yang oke punya dari website barunya nanti.
Sayangnya memang tidak semua orang memiliki pemahaman yang cukup memadai tentang hal-hal teknis khususnya yang berkaitan dengan pembuatan website.
Kalau sudah begini membuat mereka benar-benar faham perlu waktu dan kesabaran yang tidak sedikit. Memang mestinya konsultasi seperti ini sudah merupakan sesuatu yang chargeable. Cuma biasanya saya juga nggak tega nge-charge mereka. Apalagi rate konsultasi saya memang lumayan mahal terutama untuk ukuran pasar tanah air.
Google Nggak Pernah Minta Lho!
Sebetulnya Google yang menjadi acuan hampir semua praktisi SEO tidak pernah menentukan aspek-aspek teknis website itu harus begini harus begitu supaya kinerja SEO-nya bagus. Ini miskonsepsi umum yang harus diluruskan terlebih dahulu.
Kepentingan Google itu cuma satu saja, memberikan hasil pencarian berkualitas pada penggunanya. Dalam hal ini adalah menampilkan website – atau halaman web – yang menyajikan informasi yang berkualitas dan relevan dengan keyword yang dipakai pengguna saat melakukan pencarian.
Parameter utama yang digunakan Google dalam menilai kualitas sebuah website atau halaman web adalah user experience. Cara mengukurnya adalah dengan memantau perilaku pengguna internet saat mengunjungi website atau halaman web itu.
Faktor-faktor teknis yang diperlukan dalam membuat website SEO-friendly umumnya berhubungan dengan tuntutan pengunjung ini. Memang pengunjung tidak pernah secara eksplisit mengatakan mau begini atau harus begitu. Tapi perilakunya membuat kita sebagai pemilik website tidak punya pilihan lain selain memenuhinya.
Misalnya nih.
Sekarang kebanyakan pengguna internet mengunjungi website dengan menggunakan gadget berlayar mini seperti smartphone.
Konsekuensinya, website yang tidak mobile-friendly tidak nyaman untuk dilihat apalagi dibaca dan difahami isinya. Mereka yang mengakses website dengan menggunakan smartphone, begitu masuk ke sebuah website yang tidak mobile-friendly akan langsung keluar lagi.
Google akan mencatat bounce-rate yang tinggi ini sebagai indikasi user experience yang buruk. Otomatis rankingnya nggak akan bagus.
Munculah kesimpulan bahwa Google mengharuskan website untuk mobile-friendly.
Mau contoh lain?
Pengguna internet itu makin kesini makin nggak sabaran. Mereka nggak mau nunggu lama-lama untuk mengakses sebuah website atau halaman web. Riset membuktikan bahwa kalau sebuah website atau halaman web tidak tampil dengan sempurna dalam waktu lebih dari 30 detik, mayoritas pengunjung website akan kabur.
Artinya apa?
Loading yang lama mengakibatkan bounce-rate tinggi dan Google mencatatnya sebagai user-experience yang buruk.
Ranking?
Jangan mimpi!
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan website LoLa alias loadingnya lambat. Salah satunya spesifikasi teknis secara fisik yang kurang memadai.
Kalau sudah bicara spesifikasi teknis server, ada banyak sekali parameter. Bisa puluhan atau malah mungkin lebih. Kita ambil satu saja deh ya, media penyimpanan. Storage SSD yang merupakan teknologi yang lebih baru dan mahal itu jauh lebih cepat daripada harddisk SATA yang sudah jadul tapi masih banyak dipakai karena harganya jauh lebih murah.
Lalu kita menyimpulkan untuk kinerja SEO yang optimal, pilihlah server yang menggunakan SSD meskipun kita harus merogoh saku lebih dalam.
Apakah Google mengharuskan begitu?
Ya nggak juga sih.
Nggak Usah Pusing Mikirin Aspek Teknis Website SEO-Friendly!
Jadi, ada banyak faktor teknis yang harus kita perhatikan untuk memaksimalkan kinerja SEO website kita. Dan tidak semua orang memiliki pengetahuan memadai untuk memahami semua sehingga bisa menentukan pilihan yang tepat sesuai kebutuhan.
Itu mungkin yang membuat banyak orang bertanya-tanya kesana-kemari. Dan sayangnya dijawabpun belum tentu juga dia beneran ngerti.
Tapi sebetulnya untuk kebutuhan normal, anda-anda itu tidak harus benar-benar paham semua faktor yang menjadi bagian dari aspek teknis yang kita bicarakan ini. Dan kalau kita bicara “kebutuhan normal” ini rentangnya juga cukup lebar, dari website company profile sederhana sampai e-commerce dengan ratusan bahkan ribuan produk masih bisa ter-cover.
Dua saja.
Pertama, gunakan provider hosting yang saya sarankan. Inget lho ya, saya berikan short-list provider hosting untuk situasi-situasi tertentu. Cari yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan anda, pilih salah satu.
Udah gitu aja.
Pilih dari yang ada pada list yang saya berikan, titik. Nggak usah kelewat kreatif dengan terus-terusan nyari-nyari dan nanya-nanya. Kalau hosting A gimana? Kalau hosting B bagus nggak? Kalau hosting C bisa dipake nggak?
Bisa jadi OK. Mungkin saja bagus. Siapa tau beneran bisa dipake. Tapi saya nggak bisa menjawab tanpa menganalisa spesifikasinya dan mengalami sendiri menggunakannya secara ekstensif untuk waktu yang cukup lama sehingga punya dasar yang cukup kuat untuk mengambil kesimpulan.
Kedua, gunakan WordPress.
WordPress sekarang sudah sangat mumpuni bahkan untuk melayani demand yang sangat besar sekalipun.
Kalau tampilan standar WordPress tidak cukup menarik sesuai selera anda, ada banyak Theme yang bisa anda pilih, dari yang gratis, bayar murah, sampai bayar mahal. Kalau mesin standar tidak menyediakan fitur yang anda butuhkan, ada banyak Plugin dengan aneka macam fungsi yang bisa anda gunakan. Lagi-lagi, ada yang gratis ada juga yang berbayar.